Iklan

Follow on Google+

Hari Lahir Pancasila 2025: Simbol Rekonsiliasi dan Ketegasan Ideologis di Tengah Dinamika Politik Nasional

Admin
Selasa, 03 Juni 2025, 6/03/2025 01:31:00 AM WIB Last Updated 2025-06-02T18:37:05Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 


iNews - JAKARTA — Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025), menjadi panggung penuh makna strategis bagi konsolidasi elite nasional. Presiden RI Prabowo Subianto memimpin langsung upacara kenegaraan yang turut dihadiri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, yang juga Presiden ke-5 RI.


Tiga tokoh lintas generasi ini tampil dalam satu forum resmi negara untuk pertama kalinya sejak Pemilu 2024. Momen ini tidak hanya menjadi simbol kebangsaan, tetapi juga isyarat kuat rekonsiliasi dan kesatuan nasional di tengah polarisasi pascapemilu.


Simbol Kebangsaan di Tengah Polarisasi Politik


Pengamat politik Solon Sihombing menilai kehadiran Megawati, Prabowo, dan Gibran secara bersamaan dalam forum negara sebagai pesan strategis: elite politik mulai menjembatani perbedaan demi kepentingan bangsa.


“Ini bukan seremoni biasa. Ini panggung simbolik untuk mengirim sinyal persatuan. Bahwa narasi rekonsiliasi nasional kini tidak lagi dalam wacana, tapi ditunjukkan melalui gesture dan kehadiran langsung tokoh-tokoh sentral negara,” kata Solon.

 

Ia menambahkan, pertemuan antara Megawati—tokoh sentral oposisi beberapa waktu lalu—dengan Wapres Gibran, yang selama ini kerap menjadi sorotan dalam kontestasi Pilpres, menjadi tanda bahwa kepentingan negara mulai melampaui kepentingan elektoral.


Prabowo Tegaskan Ancaman Ideologis dan Kepentingan Asing


Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya menjaga kedaulatan ideologi di tengah gempuran globalisasi dan infiltrasi melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing.


“Kita tidak boleh membiarkan pihak asing memperalat anak-anak bangsa melalui dalih demokrasi dan bantuan pembangunan,” tegas Prabowo.

 

Pernyataan ini ditafsirkan sebagai penegasan ulang atas posisi ideologis negara, sekaligus peringatan terhadap potensi disorientasi arah kebijakan nasional akibat pengaruh eksternal.


Solon menilai pernyataan itu sebagai bentuk kejelasan sikap pemerintah terhadap ancaman nonmiliter: ideologi transnasional, disinformasi, dan intervensi kebijakan melalui instrumen luar negeri.


Butir Pancasila Sebagai Pedoman Aksi


Presiden juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak berhenti menjadikan Pancasila sebagai slogan atau narasi simbolik, tetapi menghayatinya secara nyata dan operasional.

 

“Persatuan Indonesia harus menjadi roh dari setiap keputusan dan kebijakan negara,” ujar Prabowo.


Seruan ini mempertegas harapan agar Pancasila dijalankan sebagai ideologi kerja dan moral kebijakan, bukan sekadar teks konstitusional.


Elite Politik Mulai Bertemu dalam Forum Negara


Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), turut menanggapi momen tersebut. Menurutnya, kehadiran tiga figur nasional dalam satu barisan kenegaraan bisa menjadi langkah awal untuk menurunkan suhu politik yang sempat memanas.


“Ini adalah momen kenegarawanan. Tiga tokoh bangsa hadir bersama dalam satu peristiwa kenegaraan di tengah kondisi nasional yang masih mencari keseimbangan pasca-pemilu. Ini patut diapresiasi,” kata Hidayat.

 

Ia berharap, simbol persatuan ini dapat diterjemahkan lebih lanjut ke dalam kebijakan-kebijakan strategis yang menguatkan persatuan nasional dan konsistensi pada nilai-nilai Pancasila.


Upacara Berlangsung Khidmat dan Sarat Makna


Upacara dimulai pukul 09.15 WIB dengan masuknya pasukan upacara ke lapangan. Tepat pukul 09.20 WIB, Presiden Prabowo didampingi Wapres Gibran dan Megawati memasuki lapangan upacara, menciptakan visual simbolik kesatuan antarpemimpin negara yang dinilai sangat kuat secara politik dan psikologis.


Upacara berlangsung dalam suasana khidmat, dengan semangat nasionalisme yang kental di tengah simbol-simbol negara dan semangat Pancasila yang dikukuhkan kembali sebagai fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. ( Tim - Red)

Komentar

Tampilkan

Terkini