• Jelajahi

    Copyright © INEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Follow on Google+

    Yonif 122/TS Panen Perdana Terong Ungu: Bukti Nyata TNI AD Jawab Krisis Pangan

    Admin
    Kamis, 04 September 2025, 9/04/2025 01:38:00 AM WIB Last Updated 2025-09-03T18:38:21Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     



    iNEWS, Simalungun | 3 September 2025 – Prajurit Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti (Yonif 122/TS) bersama Persit melaksanakan panen perdana 120 kilogram terong ungu dari Kebun Modern dan Toga yang mereka kelola di Asrama Militer Yonif 122/TS, Melanthon Siregar, Silau Malaha, Kabupaten Simalungun.



    Panen ini bukan sekadar hasil bercocok tanam, melainkan bukti konkret bagaimana TNI AD menjawab tantangan krisis pangan dan gejolak harga kebutuhan pokok dengan mengubah lahan mati menjadi sumber pangan produktif yang bermanfaat bagi prajurit sekaligus masyarakat sekitar.


    120 Kilogram dari 5.000 Batang

    Komandan Yonif 122/TS, Letkol Inf Wahidin Sobar, S.Sos., M.Sc., menegaskan panen perdana ini merupakan hasil kerja keras enam bulan terakhir. Dari lahan 2.500 m², sebanyak 5.000 batang terong berhasil ditanam hingga menghasilkan panen perdana sebesar 120 kilogram.


    "Kami tidak hanya menanam terong, tetapi juga cabai, tomat, toga, hingga ayam petelur. Hasilnya sebagian untuk kebutuhan internal, selebihnya dipasarkan untuk masyarakat sekitar," ujar Danyonif.


    Koordinator kebun, Letda Ckm M. Abduh Hasan Pohan, memastikan panen berikutnya akan meningkat seiring perawatan intensif dan pemanfaatan teknik pertanian sederhana. “Panen perdana ini menjadi bukti keseriusan prajurit dan Persit dalam mendukung program ketahanan pangan,” tegasnya.


    Jawaban atas Gejolak Harga Pangan

    Data pasar Sumut menunjukkan harga cabai merah dalam tiga bulan terakhir sempat menyentuh Rp90 ribu per kilogram, sementara tomat stabil di atas Rp18 ribu per kilogram. Kondisi ini membebani masyarakat dan memicu inflasi daerah.


    Dalam situasi tersebut, inisiatif Yonif 122/TS memberi dampak langsung: menciptakan pasokan alternatif, memperluas distribusi pangan lokal, dan ikut menekan fluktuasi harga komoditas strategis.


    Instruksi Nasional, Implementasi Nyata

    CNEWS mencatat, program ini selaras dengan arahan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) agar setiap satuan TNI berperan aktif di luar fungsi pertahanan, khususnya di bidang pangan, kesehatan, dan ekonomi. Namun, tidak semua satuan berhasil menurunkan arahan itu menjadi aksi nyata di lapangan.


    Di titik inilah Yonif 122/TS menonjol. Mereka berhasil menghadirkan hasil fisik yang terukur, dari lahan mati menjadi kebun produktif yang manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat sipil di sekitar asrama.


    "Ketahanan pangan bukan sekadar slogan. Kami ingin prajurit terbiasa hidup sehat, kreatif, dan mandiri dalam mengelola sumber daya, di manapun mereka bertugas," tegas Letkol Wahidin.


    Model Kemandirian yang Bisa Direplikasi

    Program Yonif 122/TS dipandang sebagai model kemandirian pangan militer-sipil yang bisa direplikasi satuan TNI lain. Jika pola serupa diterapkan di seluruh wilayah Sumut, kontribusinya terhadap stabilitas harga dan ketersediaan pangan lokal bisa signifikan.


    Dengan capaian ini, Yonif 122/TS menunjukkan bahwa prajurit TNI tidak hanya berperan sebagai benteng pertahanan negara, tetapi juga sebagai penggerak pembangunan ekonomi lokal yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat: pangan yang sehat, aman, dan terjangkau. (RI)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini