iNEWS - Serdang Bedagai, Sumut — Proyek pembangunan jalan Lapis Penetrasi Makadam (Lapen) di Dusun I, Desa Bantan dan Desa Pekan Kamis, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, diduga kuat dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi teknis. Proyek bernilai Rp1.452.314.000 yang bersumber dari APBD ini kini menjadi sorotan publik karena kualitasnya dinilai buruk dan tidak layak.
Proyek yang dilaksanakan oleh CV Naga Sima mencakup pengerjaan jalan sepanjang 198 meter x 3 meter dan 483 meter x 3,5 meter, dengan tujuan memperbaiki akses transportasi warga desa. Namun investigasi lapangan oleh media menemukan indikasi kuat bahwa pekerjaan ini jauh dari standar konstruksi yang seharusnya.
Permukaan jalan tampak bergelombang, tipis, dan mudah terkelupas. Ketebalan aspal diperkirakan hanya sekitar 1 inci, jauh di bawah ketentuan teknis. Di beberapa titik, aspal pengikat batu tidak melekat sempurna, menunjukkan lemahnya pengerjaan dan kemungkinan pemotongan material.
“Baru seminggu selesai tapi sudah rusak. Aspal lepas, pinggiran jalan seperti tidak diperhatikan. Kami merasa dibohongi,” ujar seorang warga Dusun I dengan nada kecewa.
Kondisi ini memicu kecurigaan publik terhadap praktik pengurangan volume, mark-up anggaran, atau lemahnya pengawasan teknis dari pihak terkait. Warga mendesak agar Camat Dolok Masihul, Kepala Desa, Kaur Pemerintahan, dan tim pengawas teknis segera turun tangan, melakukan inspeksi bersama dan audit menyeluruh terhadap proyek ini.
“Kalau pekerjaan seperti ini dibiarkan, maka kami patut menduga ada kongkalikong. Ini bukan cuma proyek gagal, tapi potensi korupsi uang rakyat,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Masyarakat juga meminta agar pihak Inspektorat, bahkan aparat penegak hukum, turut mengusut proyek ini hingga tuntas. Sebab, jika dibiarkan, proyek seperti ini akan menjadi ladang subur praktik pemborosan anggaran dan pelanggaran tata kelola pemerintahan.
Jika terbukti terjadi penyimpangan teknis dan keuangan, proyek jalan Lapen ini bisa menjadi contoh telanjang dari gagalnya pengawasan proyek daerah, sekaligus peringatan keras terhadap kontraktor nakal dan pejabat yang bermain mata. ( Tim 86 )